Jumat, 30 September 2011

Recreational Library - UTS SUBMISSION

Berdasarkan hasil analisa site, lokasi yang berada di dekat bangunan-bangunan bersejarah serta terletak dekat dengan 2 satsiun terbesar di kota bandung dan 1 terminal sehingga mudah dijangkau pejalan kaki yang menyebabkan lokasi site menjadi strategis. Land use dari sekitar site juga menunjukkan keberagaman yang menyebabkan pengguna area sekitar site bisa dari berbagai kalangan. Selain itu di sebelah timur site juga terdapat lapangan gasibu serta taman jogging yang memberi dampak banyaknya massa yang berkumpul ke site, terutama saat pagi dan sore hari karena kegiatan mereka yaitu berolahraga. Selain itu dilihat dari building form dan mass dengana adanya bangunan di site tersebut, maka akan memperkuat aksis imajiner dari gedung sate menuju gunung tangkuban perahu yang sudah ada sejak masa pemerintahan kolonial belanda yang menurut saya sangat menarik apabila semakin ditegaskan.

Saya menentukan sebuah program yaitu Recreational Library dimana bangunan merupakan perpustakaan yang memebrikan fasilitas rekreasi berupa taman baca dan juga auditorium sebagai fasilitas untuk mendapatkan ilmu tidak hanya dari hardware ( buku) tetapi juga bisa diakses melalui software (dvd dan cd). Saya memilih program ini berdasarkan beberapa pertimbangan yang ada, yakni :
1. Site ini dikelilingi oleh sarana edukasi dari SD,SMP,SMA sampai Sekolah Tinggi, namun sarana perpustakaan disana sangat minim
2. Melihat potensi site yang berada diantara dua jalur arteri (Jalan Surapati dan Jalan Diponegoro), dimana kedua jalan ini merupakan transit yang dilewati oleh angkutan umum seperti angkot dan bus, sehingga memberikan potensi bagi site yaitu banyak orang berhenti disana dan dilalui oleh orang-orang
3. Site yang bearada di antara bangunan-bangunan bersejarah terutama Gedung sate yang merupakan Landmark terbesar di kota bandung bahkan sudah bertaraf international, kemudian dilengkapi dengan Monumen perjuangan rakyat Jabar dan Museum geologi yang menyebabkan daerah sekitar menjadi lebih formal sehingga saya memutuskan untuk membuat program yang formal seperti perpustakaan
4. Berdasarkan Keyword pertama yaitu VISTA yang saya ambil berdasarkan pengalaman ketika berada di site, site memberikan pandangan yang luas, seperti ketika berada di Gedung Sate, kita dapat menembus melihat monumen bahkan sampai ke Gunung Tangkuban Perahu yang menyebabkan saya ingin membuat sebuah perpustakaan yang berfungsi membuka wawasan berupa ilmu bagi orang-orang dan juga menjadikan bangunan Saya sebagai salah satu icon di site.
5. Berdasarkan Keyword kedua uaitu COMMODIOUS yang saya ambil berdasarkan ketika berada di site, Saya merakan bahwa di sana sangat lapang,luas dan area terbuka yang besar, membuat Saya memasukan adanya taman baca yang juga dilengkapi dengan kolam yang telah ada sebagai Recreational dari library itu sendiri, menimbulkan kesan yang luas dari perpustakaan ini sendiri
6. Recreational Library ini sendiri juga berusaha menggabungkan bangunan bersejarah dengan memfasilitasi auditorium yang dapat mengakses data-data ketiga bangunan tersebut, mengingat banyaknya pengunjung dari dalam negri maupun luar negri ke bangunan-bangunan tersebut, sehingga bangunan recreational Library ini terkonek dengan ketiga bangunan tersebut.
7. Melihat banyaknya anak-anak sekolahan yang bermain di sekitar site juga mendukung alasan membuat program ini sehingga bangunan dapat memfasilitasi proses belajar-mengajar mereka.

Kemudian dengan site yang telah ditentukan, Saya memilih site yang cenderung di aea selatan dikarenakan melihat volume kendaraan dan massa orang yang lebih banyak di jalan surapati daripada jalan diponegoro sehingga saya ingin bangunan ini mengurangi konflik dengan meng-attract orang lebih dari jalan diponegoro.

Saya juga mempelajari program ruang dari 2 bangunan yaitu Sao Paolo Library dan Winnipeg Library sehingga sirkulasi library yang akan dirancang menjadi baik. Berikut Saya lampirkan beberapa gambar mengenai site plan, blockplan, denah, potongan dan atmosphere lingkungan bangunan ini.

BLOCK PLAN DAN POTONGAN SITE

SITE PLAN DAN DENAH BANGUNAN

POTONGAN BANGUNAN

ATMOSPHERE BANGUNAN

MAKET BANGUNAN





Kamis, 29 September 2011

Jumat, 23 September 2011

Progress on : Massing based on Site Analysis and Keywords



Site ini terletak di dekat Gedung sate yang merupakan salah satu identitas Kota Bandung yang bertaraf international. Site ini terletak di antara 2 stasiun dan 1 terminal yang masih dapat dijangkau oleh pejalan kaki sehingga memberikan keuntungan bagi site. Selain itu site diapit oleh bangunan-bangunan bernilai sejarah tinggi sehingga site menjadi STRATEGIS dan menjadi SOROTAN dari berbagai kalangan yang memberikan keuntungan yang tinggi.


Selain itu, Site ini tergolong berada di lingkungan yang cukup formal karena berada di tengah area perkantoran dan pemerintahan. Namun site ini cukup memiliki ruang terbuka hijau yang sering diminati oleh orang sekitar sebagai lahan untuk berolahraga setiap pagi dan sore. Dan pada akhir pekan, semua menuju ruang terbuka hijau, sehingga tempat ini dapat dikatakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Bandung.


KEYWORDS
1. Vision : Saat berada di site, saya merasa bahwa site memiliki potensi pandangan yang luas, terutama terletak pada aksis imajiner yang dihubungkan dari Gedung Sate yang menghadap ke utara disambut dengan Lapangan Gasibu, kemudian Taman jogging, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat hingga Gunung Tangkuban perahu yang merupakan gunung terkenal di Bandung dapat terlihat.
2. Commodious : Keadaan site yang menarik karna lapang, terbuka, luas, besar ini memberikan kesempatan bagi orang-orang disana untuk memanfaatkannya sebagai sarana tempat berkumpul orang-orang Bandung menjadikan site ini menarik perhatian.

PROGRAM
Saya usulkan yaitu sebuah "Recreational Library ". Mengapa saya memilih program berupa perpustakaan? Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain ;
1. Site berada di kawasan edukasi, dimana di sekeliling site banyak terdapat sarana edukasi, mulai dari SD,SMP,SMA hingga Sekolah Tinggi, sehingga Saya ingin membuat sebuah perpustakaan yang dapat me-Linkage sarana edukasi yang ada di daerah sana.
2. Melihat dari keywords Vision tersebut, seperti saya yang merasakan adanya pandangan yang luas hingga tangkuban perahu, Saya ingin dengan adanya perpustakaan yang akan saya desain ini dapat membuka wawasan bagi setiap orang, karena dengan adanya buku-buku atau bacaan, ilmu yang ada dapat membuka wawasan mereka.
3. Melihat dari keywords Commodious tersebut, munculah keinginan Saya untuk membentuk program berupa recreational library dimana Saya berusaha membuka lapangan terbuka di dalam bangunan saya sehingga perpustakaan tidak lagi menjadi hal yang menjenuhkan, melainkan perpustakaan ini bisa menjadi sarana rekreasi bagi orang yang berada disana, sambil menimba ilmu.
4. Karena letaknya yang berada di antara bangunan-bangunan bersejarah dan milik pemerintah yang dapat kita katakan formal, Saya ingin membentuk program yang cukup formal yaitu sarana pendidikan namun dalam bentuk perpustakaan.

Berikut adalah beberapa desain massing yang Saya lakukan dari analisa-analisa



MASSING 1 - dengan diagram denah dan potongan




MASSING 2 - dengan diagram denah dan potongan



MASSING 3 - dengan diagram denah dan potongan



Bangunan lebih condong ke arah selatan dikarenakan berdasarkan hasil analisa site yang menyatakan meski akses utama ada 2 di site yaitu Jalan diponegoro dan Jalan surapati, namun saya melihat volume kendaraan lebih banyak pada jalan Surapati sehingga untuk mengurangi bertambahnya volume kendaraan di Jalan surapati, saya mencondongkan bangunan ke jalan diponegoro. Ketiga massing ini, memiliki penampang paling luas di bagian timur dikarenakan aksis imajiner yang mernurut Saya berpotensi dan menarik saya pertegas dengan bangunan tersebut. Kemudian adanya bidang mirip ke jalan diponegoro dikarenakan Saya ingin menangkap massa di Jalan tersebut agar melihat ke bangunan saya. Pintu masuk utama diletakan ke arag lapangan gasibu untuk menangkap massa yang cenderung paling padat ke dalam bangunan, dan saya membuka akses sekunder dari arah utara agar nodes yang ada pada site menajdi berkurang dikarenakan dibukanya akses baru menuju bangunan. Dan ruang terbuka hijau tersebut saya gabungnkan dengan potensi natural feature yang ada berupa danau tersebut sehingga perpustakaan tersebut memiliki nilai lebih.

Kamis, 22 September 2011

Progress on: Site Analysis, Program, Preseden dan Keywords


Dengan usulan program yang telah Saya putuskan yaitu sebuah perpustakaan, Saya mencari beberapa preseden untuk memperkuat desain dan mengetahui ruang-ruang apa sajakah yang dibutuhkan oleh perpustakaan pada umunya, dan saya lampirkan sebagai berikut :


Saya juga menemukan beberapa keywords pada site :
1. Organize : Saya merasakan keadaan Suasana site yang sangat teratur, dimana suatu tatanan ruang itu tertata dengan baik, terdapat pembagian jalan dari mobil, jalan khusus pejalan kaki yang tertata dengan baik dan bahkan adanya bike lane yang jarang terlihat di Jakarta. Drainase juga tertata dengan rapi di setiap depan massing.
2. History : Site ini sangat bersejarah, mengingat letaknya yang dekat dengan Gedung Sate yang merupakan bangunan dari jaman kolonial Belanda, yang kemudian memiliki sebuah aksis imajiner menuju ke Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat yang memiliki nilai sejarah yang tidak kalah kuatnya dengan Gedung sate, Selain itu juga terdapat museum Geologi yang merupakan tempat penyimpanan materi geologi. 3 bangunan ini memberikan unsur sejarah yang kuat pada site.
3. Aksis : Site ini memiliki sebuah aksis imajiner yang sangat menarik dari gedung sate menuju ke monumen perjuangan rakyat jabar yang kemudian dilanjutkan ke gunung tangkuban perahu. Hal ini terjadi karena pada jaman Belanda itu ingin membuat bangunan yang menghadap ke daratan tertinggi sehingga menggambarkan " kesucian " tersebut.
4. Hierarki : Adanya hierarki yang kuat pada site dibandingkan dengan daerah di luar site tersebut dikarenakan fungsi ketiga bangunan tersebut sebagai gedung pemerintah dan memiliki nilai historis yang tinggi.
5. Commodious : Keadaan site yang menarik karna lapang, terbuka, luas, besar ini memberikan kesempatan bagi orang-orang disana untuk memanfaatkannya sebagai sarana tempat berkumpul orang-orang Bandung menjadikan site ini menarik perhatian.



Berikut merupakan maket site 1 : 1500


Beberapa gambar potongan site

Selasa, 13 September 2011

Rabu, 07 September 2011

Sekilas Foto Site






Lokasi ini seringkali digunakan sebagai tempat pemancingan liar, serta pernah menjadi tempat latihan para pasukan Lanal.

Seputar Mengenai" Site Lapangan Gasibu " (Part 2)

Museum Geologi

Museum ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Museum Geologi letaknya di Jalan Diponegoro, tidak jauh dari Gedung Sate. Dari sini dapat diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan masalah kegeologian. Di antara benda-benda yang menjadi koleksinya adalah fosil tengkorak manusia pertama di dunia , fosil-fosil kerangka binatang pra-sejarah, batu bintang seberat 156 kg yang jatuh pada 30 Maret 1884 di Jatipelangon, Madiun. Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada di bawah perlindungan pemerintah. Museum ini menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Buka Setiap hari dari pukul 9.00 sampai Pukul 15.00 Kecuali Hari Jum'at Libur dan hari libur nasional.



Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.

Pergeseran fungsi museum seirama dengan kemajuan teknologi adalah menjadikan museum geologi sebagai:
  • Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
  • Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
  • Objek geowisata yang menarik.


Taman Lansia
Taman Lansia adalah sebuah taman kota yang terletak di sebelah kanan Gedung Sate – Bandung. Merupakan sarana refreshing dan istirahat bagi warga kota Bandung maupun warga luar Bandung yang sedang berkunjung ke kota Bandung.
Meskipun namanya Taman Lansia, taman ini banyak dikunjungi oleh Penduduk Bandung yang bukan lanjut usia, termasuk anak muda Bandung. Mereka berkumpul atau refreshing di sini baik untuk acara keluarga, rekreasi makan bersama, maupun hanya sekedar menikmati lingkungan yang asri.
Pada saat Hari Sabtu, Minggu, atau pun hari libur lainnya, Taman Lansia ini ramai dikunjungi oleh mereka yang berolah raga pagi sambil menikmati sejuknya udara Bandung di pagi hari. Sebagian mereka hanya sekedar jalan-jalan maupun berkumpul dengan keluarganya.

Taman Lansia ini merupakan Ruang Terbuka Hijau yang dapat dilihat dari beberapa aspek berikut, yakni ; 
1. Aspek Fisik Spasial

(keadaan, kebersihan, keoptimalan, dan kelengkapan fasilitas umum, dll)
·         Secara fungsional sudah sesuai, digunakan sebagai tempat berolahraga, rekreasi
·         Secara fisik kebersihan sudah cukup baik, terdapat tempat sampah, tempat duduk, WC umum yang kualitasnya cukup baik
2. Aspek Fungsional
(membandingkan antara fungsi RTH yang sudah direncanakan dengan keadaan eksistingnya)
 Karena lokasi RTH cukup strategis malah suka dijadikan lokasi usaha (lokasi PKL berada diluar pagar taman kota, tidak mengurangi luas lahan taman kota namun menimbulkan kemacetan saat pengunjung PKL yang parkir sembarangan, serta mengambil lahan jalan raya sebagai tempat parkir).
3. Aspek Institutional
(peran instansi terkait dengan penataan RTH)  Secara institusi yg bertanggung jawab adalah Dinas Pertamanan, namun operasionalnya dilakukan oleh pihak swasta.




Gedung Telkom, Bandung

Bandung 26 Juni 2010 – Dalam rangka 20 tahun YPT dan Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) yang pada awalnya bernama Master of Business Administration (MBA) Bandung. Dan sebagai langkah konkrit menujuWorld Class University (WCU), IM Telkom diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga - tenaga ahli di bidang manajemen bisnis berbasis Information and Communication Technology, dan Entrepreneurship, yang tampil dan berwawasan luas sebagai jawaban akan tuntutan persaingan bisnis pada industri infokom yang semakin ketat. Kampus IM Telkom kini memiliki gedung baru yang berada di daerah terusan Buah Batu Dayeuhkolot - Bandung. Berdiri diatas tanah seluas satu hektar dengan luas bangunan 8.300 m2, terdiri dari 5 lantai dengan lantai dasar, Ruang Rektorat, Lobby, Ruang Administrasi, Plaza Kantin. Lantai satu, Ruang Direksi, Ruang Rapat, Ruang Rektor. Lantai dua dan tiga, Ruang Kelas dan Laboratorium. Lantai empat, Ruang Serbaguna dan Perpustakaan. Serta fasilitas penunjang antara lain, UKM, Lapangan Futsal, Tempat Parkir.




Selasa, 06 September 2011

Seputar Mengenai" Site Lapangan Gasibu "



Setiap minggu pagi dapat dipastikan lalu lintas menuju sekitar Lap Gasibu dan Gedung Sate sangat tersendat atau bahkan macet dikarenakan banyak para pedagang yang berdagang disebabkan banyak kumpulan orang di Lap. Gasibu, banyaknya perebutan pemanfaatan jalan oleh pengguna kendaraan, pejalan kaki, dengan para pedagang.
Dengan skalanya seperti itu, ditambah dengan kemudahan aksesibilitas dari setiap arah, apalagi setelah adanya Jembatan Paspati, maka Lap Gasibu semakin menjadi daerah yang strategis untuk mengumpulkan massa, terutama kegiatan berskala propinsi (Jawa Barat).



Gedung Sate
Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan objek wisata Indonesia pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda objek wisata di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat dan juga bisa dijadikan referensi tempat wisata Indonesia.






Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara berciri wisata Indonesia.
Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah salah satu tempat wisata Bandung yang memiliki bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentukgaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan tempat wisata Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.


Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat



Bandung mempunyai Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Monumen ini terletak di sisi Utara Gedung Sate, membentuk sebuah sumbu garis lurus dengan komplek kantor walikota dan DPRD tersebut. Kalau pandangan diteruskan lagi ke Utara, bertemulah kita dengan Gunung Tangkuban Perahu (semoga masih terlihat). Pemerintah Belanda tempo dulu sengaja memanfaatkan potensi alam ini sebagai penguat sumbu Utara-Selatan komplek pemerintahannya yang belum selesai dibangun ketika Belanda angkat kaki dari Nusantara. Gedung Sate dahulu kala hanya direncanakan sebagai salah satu kantor dinas pemerintahan.
            Sumbu Gedung Sate dengan monumen ini dipertegas oleh hadirnya plaza dan Lapangan Gazebo di antara keduanya.  Plaza ini membujur Utara-Selatan dengan jalan beraspal di kiri dan kanannya. Antara plaza dan Lapangan Gazebo terdapat Jalan Surapati, sementara Lapangan Gazebo dan Gedung Sate diselingi oleh Jalan Diponegoro. Kedua jalan tersebut adalah jalan yang penting bagi kota Bandung, menghubungkan bagian Barat dan Timur kota.
            Membentuk ruang adalah menampung aktivitas. Plaza Monumen Perjuangan Jawa Barat ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa. Sebutlah berbagai aksi massa dengan berbagai isu tuntutan. Plaza ini kerap dijadikan titik kumpul massa aksi sebelum atau sesudah merekalong march dari atau menuju Gedung Sate dan RRI Bandung di Jalan Diponegoro. Aktivitas yang bersifat hiburan dan komersial pun banyak diadakan di tempat ini. Pentas dangdut yang disiarkan langsung oleh sebuah stasiun televisi swasta telah sukses digelar. Balap motor, konser musik dan pasar malam bergantian mengisi ruang dan waktu. Perupa Tisna Sanjaya pun pernah mengadakan pameran karyanya yang sarat dengan kritik sosial di plaza ini.
            Tentu saja acara berskala besar itu tidak digelar setiap hari. Namun demikian, area ini tak pernah berhenti bernafas. Ruang publik ini selalu hidup baik oleh orang-orang yang sekedar melintas ataupun beraktivitas cukup lama di dalamnya. Fenomena ruang publik yang selalu berdenyut jantungnya seperti ini jarang ditemui. Sebabnya adalah ruang terbuka kota umumnya terletak di sebuah kawasan dengan fungsi homogen. Sebutlah Plaza Gedung Danamon di Kawasan SudirmanJakarta yang mati pada malam hari seiring matinya kawasan di luar jam kerja.
            Kawasan di sekitar monumen ini menampung fungsi yang heterogen. Di sebelah Barat Plaza adalah permukiman dan kantor PT Telkom. Sisi Timur adalah komplek Universitas Padjajaran dan permukiman sekitar Jalan Bagus Rangin. Dalam kawasan permukiman tersebut terdapat pasar, taman kanak-kanak, sekolah dasar dan kantin makanan.        
Berjalan-jalan di plaza ini pada pagi hari kita akan menemui senam jantung sehat pegawai PT Telkom, para manula dan penduduk sekitar berolah raga. Menjelang siang, sekelompok anak SD berolah raga bersama gurunya, anak TK latihan melakukan ibadah haji atau sekedar bermain kelereng. Sore hari umumnya dipakai oleh mahasiswa yang kos di sekitar plaza untuk bermain bola. Di sepanjang waktu itu nampak kaum ibu menyuapi anaknya dan mahasiswa yang melintas. Pasar kaget diserbu orang yang berolahraga dan hiburan anak berupa wisata kuda atau kereta dorong adalah pemandangan di hari Minggu pagi. Tak jauh berbeda dengan suasana Minggu pagi di komplek Senayan.
            Dari sudut pandang desain, ruang ini memang banyak kekurangannya. Gersang dan panas adalah kesan pertama yang didapat terutama tepat di sisi Selatan monumen. Memang syarat ruang terbuka ini harus dapat menampung aktivitas besar dan fleksibel. Tenda atau panggung dalam ukuran besar kerap didirikan sehingga kehadiran pohon dinilai mengganggu. Walaupun begitu, iklim tropis kita menuntut hadirnya pohon. Lain halnya dengan plaza-plaza Eropa yang mensyaratkan sebanyak mungkin menerima sinar matahari yang langka. Sebagai solusinya, jalur pedestrian dapat dibuat di bagian pinggir plaza dengan pohon peneduh. Pemilihan palem botol pada plaza dapat dimaklumi untuk memperkuat kesan monumental kawasan pemerintahan. Namun demikian, tidak ada ruginya menanam pohon rindang di beberapa bagian.